Friday 4 March 2016

AL SUFI SANG PENEMU MUSLIM

A.    AL-SUFI
Ø  Biografi
Abd ar-Rahman bin Umar al-sufi Abul Husayn lahir di Rayy Persia pada tanggal 14 Muharram 291 H/5 Desember 903 M. Beliau hidup di bawah pemerintahan Adud al-Dawla. Bahkan beliau tinggal di istana raja yang bertempat di Isfahan, Persia. Pada masanya beliau dikenal sebagai seorang astronom cemerlang dan merupakan salah satu cendikiawan kebanggaan sang maharaja di antara "tiga bintang". Dua lainnya adalah al-Farisi seorang ahli tata bahasa dan Ibnu al-Alam seorang pakar tentang tabel-tabel astronomi.
Pekerjaan beliau adalah menerjemahkan dan memperluas karya-karya astronom Yunani, terutama "Almagest" dari Ptolemaios, serta melakukan  koreksi terhadap daftar bintang Ptolemy. Bahkan beliau mendapat posisi sebagai penterjemah utama Astronomi Helenistik yang telah berpusat di Alexandria ke dalam bahasa Arab. Hal terbesar yang beliau lakukan adalah menghubungkan nama-nama bintang menurut penelitian yunani dan bangsa arab, serta rasi bintangnya.     
Abd ar-Rahman bin Umar al-sufi Abul Husayn wafat pada tanggal 13 Muharram 376 H/25 Mei 986 M, di Shiraz, Iran.    
Ø  Beberapa perjuangan beliau yang lain diantaranya:
1.      Mengidentifikasi "The Large Magellanic Cloud" yang pada waktu itu hanya bisa dilihat di daerah Yaman. Dan baru bisa dilihat di daratan eropa setelah pelayaran Magellan di abad ke-16.
2.      Beliau merupakan pengamat pertama perihal galaxy andromeda pada tahun 964 M.
3.      Meneliti perihal eliptika pesawat yang cenderung terhadap ekuator langit.
4.      Perhitungan yang sangat akurat perihal perhitungan masa tahun tropis.
5.      Beliau mengamati dan menggambarkan bintang-bintang, posisinya, besarnya bahkan sampai warnanya. Untuk setiap rasi beliau menyediakan dua gambar. Satu gambar terlihat dari bagian luar dan satu gambar yang lain terlihat dari bumi.
6.      As-Sufi juga merupakan seorang yang paling pertama yang mendeskripsikan lebih dari 1000 perbedaan astrolabe, seperti: astronomi, navigasi, survey, ketepatan waktu, kiblat dan lain sebagainya. Dan masih banyak lagi hasil hasil perjuangan beliau yang belum bisa disebutkan.
7.      Beliau merupakan salah seorang astronom yang sangat terkenal. Salah satu karya beliau yang menjadi masterpiece adalah Kitab Suwar al-Kawakib al-Thabita dan dalam bahasa inggrisnya berjudul Fixed Star (antara tahun 903 dan 986). Buku ini mendeskripsikan perihal tata letak bintang-bintang yang selalu pada posisinya.

Menurut sumber Islam dan Muslim Art, bahwa kitab astronom ini merupakan terjemahan dan adaptasi dari sejumlah naskah-naskah ilmiah unani semisal "Almagest" dari Ptolemaios, "Farnese Atlas" dan "Phenomena" nya Aratus.

IBNU YUNUS SANG PENEMU MUSLIM


A.    IBNU YUNUS

Ø  Ibnu Yunus adalah astronom dan matematikawan Muslim dari Mesir. Dia termasuk ilmuwan yang paling teliti dalam melakukan penelitian. Ia telah memberi inspirasi dan pengaruh bagi para astronom di dunia Muslim maupun Barat. Salah satu astronom Muslim terkemuka yang banyak menerapkan buah pemikiran Ibnu Yunus adalah al-Tusi.  Lewat Ilkhani zij yang ditulis al-Tusi, hasil penelitian  Ibnu Yunus tentang bulan dan matahari masih tetap digunakan.
Ø  Biografi
Ibnu Yunus hidup di Mesir pada abad keempat Hijriyah (abad kesepuluh Masehi). Tanggal dan tempat kelahirannya tidak diketahui secara pasti, sekalipun sebagian sumber ada yang mengatakan bahwa dia dilahirkan pada tahun341H(952M).
Ibnu Yunus mengabdikan dirinya kepada khalifah dari Dinasti Fatimiyyah bernama Al-Aziz Billah. Dia mengetahui potensi ilmiah Ibnu Yunus dan untuk itu dia selalu memotivasinya, memberinya jabatan dan membangunkan untuknya teropong bintang di gunung Al-Mugaththam.     
Setelah wafatnya Al-Aziz Billah, Ibnu Yunus melanjutkan pengabdiannya kepada anaknya, Al-Hakim Biamrillah yang disebutkan di dalam buku-buku sejarah bahwa dia mencintai ilmu dan memperhatikan ilmu astronomi. Dia juga memberikan jabatan yang sesuai kepada para ilmuwan.
dalam buku "Sirah" karangan Ibnu Hisyam, bagaimana Al-Hakim Biamrillah memperhatikan artikel Ibnu Yunus tentang Nil dan memanggilnya untuk merealisasikan proyeknya dan dia sendiri yang mengawasinya. Al-Hakim Biamrillah juga telah membangun "Darul Hikmah" di Kairo sebagai tempat bertemunya para ulama' dan sebagai tandingan "Baitul Hikmah" yang dibangun oleh Khalifah Al-Ma’mun di Baghdad. Al-Hakim membekali Darul Hikmah dengan perpustakaan besar yang disebut perpustakaan Darul Ilmi, dan melengkapi peralatan teropong bintang yang ada di Gunung Al-Mugaththam. Ibnu Yunus menghadap ke haribaan Tuhannya pada tahun 399 H (1009 M).
Ø  Penemuan lmiah Ibnu Yunus         
Astronomi
Dari teropong bintang di Gunung Al-Mugaththam, Ibnu Yunus meneropong dua kali gerhana matahari, yaitu pada tahun 977 dan tahun 978 M. Pada tahun yang sama dia juga meneropong gerhana bulan dan mencatat semua peristiwa yangterjadi di dalam tabel astronominya.

Ibnu Yunus menghitung kecondongan daerah gugusan bintang-bintang dengan tingkat ketelitian yang sangat mengagumkan. Karena hasil peneropongan Ibnu Yunus yang tepat, maka para astronom Barat pada masa sekarang mengambilnya dan menjadikannya sebagai rujukan untuk menghitung gravitasi bulan.   
ibnu Yunus menemukan bandul jam mendahului seorang ilmuwan Itali, Galileo, enam ratus tahun sebelumnya. Mereka mempergunakannya untuk mengukur waktu ketika sedang melakukan peneropongan bintang karena lebih akurat dari pada jam mesin yang telah banyak digunakan pada masa itu.       
Ibnu Yunus adalah penemu Bandul (ayunan) yang berguna untuk mengetahui deti-detik waktu ketika seseorang sedang meneropong benda angkasa. Fungsi bandul ciptaan Ibnu Yunus hampir serupa dengan bandul pada jam dinding. Karya Ibnu Yunus ini telah dikenal 6 abad sebelum Galileo Galilei menemukan pendulum (1564-1642). Ibnu Yunus juga menemukan Rubu Berlubang (Gunners Quadrant), sebuah alat untuk mengukur gerakan bintang.     
Banyak sumber mengklaim bahwa Ibnu Yunus menggunakan sebuah bandul untuk mengukur waktu. Hal itu dicatat Gregory Good dalam Sciences of the Earth: An Encyclopedia of Events, People, and Phenomena. Penemuannya itu juga diakui Roger G Newton dalam Galileo's Pendulum: From the Rhythm of Time to the Making of Matter.
Ibnu Yunus juga telah membuat rumus waktu. Ia menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat.  Tabel tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. Ibnu Yunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk kota Kairo. Selain itu, disusun pula tabel a(h) saat equinox untuk h = 1, 2, …, 60 derajat.   
Tabel untuk menghitung lama siang hari (length of daylight) juga disusun  Ibnu Yunus.  Ia juga menyusun tabel untuk menentukan azimuth matahari untuk kota Kairo (latitude 30 derajat) dan Baghdad (latitude 33:25), tabel sinus untuk amplitude terbitnya matahari di Kairo dan Baghdad. Ibnu Yunus juga disebut sebagai kontributor utama untuk penyusunan jadwal waktu di Kairo.
Ø  Matematika
Ibnu Yunus mampu menyelesaikan sebagian permasalahan yang ada dalam hitungan trigonometri berbentuk bola (spherical trigonometri) dengan bantuan garis vertikal bola langit pada masing-masing level, baik yang bersifat horisontal maupun vertikal.

Ibnu Yunus menemukan kaedah-kaedah dan hubungan matematis yang mungkin dapat dijadikan alat untuk merubah proses perkalian menjadi proses tambahan. Penemuan ini telah banyak memudahkan proses penghitungan. Dan, tidak diragukan bahwa penemuan ini telah memacu lahirnya ilmu hitung logaritma yang ada pada matematika modern.
Ø  Karya tulis Ibnu Yunus    
"Az-Zaij Al-Hakimi," atau "Az-Zaij Al-Kabir Al-Hakimi." - 
Ibnu Yunus memberi nama buku ini sebagai penghormatan kepada khalifahnya, Al-Hakim Biamrillah. Menurut Ibnu Khalkan, buku ini merupakan buku yang paling tebal pada bidangnya. Karena, pengantarnya saja sangat panjang ditambah dengan delapan puluh satu pasal. Buku ini terdiri dari tabel-tabel astronomi yang berisi basil penelitian astronomi Ibnu Yunus dan basil penelitian astronomi para astronom sebelumnya setelah dikoreksi dan mengalami perbaikan. Nilai penelitian astronomi yang ada pada buku ini dijamin kebenarannya hingga tujuh angka desimal, dan tingkat akurasi seperti ini tentu sangat mengagumkan sekali. Di antara isi buku ini juga adalah berupa penjelasan Ibnu Yunus mengenai cara yang digunakan oleh para astronom pada masa Khalifah Al-Ma'mun dalam mengukur lingkaran bola bumi. Perlu diberitahukan bahwa buku "Az-Zaij Al-Hakimi" merupakan buku rujukan terpercaya bagi para ulama' Mesir dalam menetapkan kalender dan masalah-masalah yang berhubungan dengan perbintangan. Akan tetapi yang disayangkan, buku ini tidak sepenuhnya sampai kepada kita, karena sebagian bab-babnya masih berserakan di berbagai perpustakaan di beberapa negara.


Beberapa bab dari buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis oleh seorang orientalis Prancis, Kausan, pada tahun 1804 M. Berkomentar tentang Ibnu Yunus, seorang filsuf dan sosiolog Prancis, Gustav Le Bon mengatakan, "Ibnu Yunus menulis buku "Az-Zaij Al-Hakimi" di Mesir dan buku itu lebih akurat dari pada semua buku pada bidang yang sama."    
"Az-Zaij Ash-Shaghir." - Buku ini juga dikenal dengan nama "Zaij Ibnu Yunus." Secara khusus buku ini memuat tabel-tabel astronomi dan basil penelitiannya di Mesir. Salah satu dari kopi salinan buku ini terdapat di perpustakaan Darul Kutub Mesir.

AL-BATANI SANG PENEMU MUSLIM


A.    Al-BATANI


Sejak berabad-abad lamanya, astronomi dan matematika begitu lekat dengan umat Islam. Tak heran bila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius. Buah pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat. Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari. Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya. Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan oleh Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan. Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri. Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke dalam sejumlah buku. Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tak melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.   Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas. Tak heran bila tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari. Informasi lain yang tertuang dalam Fihrist menyatakan pula bahwa Al Battani melakukan penelitian antara tahun 877 dan 918. Tak hanya itu, di dalamnya juga termuat informasi mengenai akhir hidup sang ilmuwan ini. Fihrist menyatakan bahwa Al Battani meninggal dunia dalam sebuah perjalanan dari Raqqa ke Baghdad. Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya ketika dalam perjalanan pulang dari Baghdad ke Raqqa. Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam. Ketertarikannya







BAHASA ARAB DAN ARTINYA : الصبي و الفيل

الصبي و الفيل


كَانَ وَلَدً يَنْطُرُ الفِيْلَ فِي جُنَيْنَةِ الحَيَوَ.  فَمَدَّ يَدَهُ  إِلَيْهِ بِتُفَاحَةِ. وَ لَمَّا هَمَّ الفِيْلُ أَنْ يَأْخُذَهَا. قَبَصَ الصَبِي يَدَهُ حَتَّي لَا يَصِلُ الفِيْلِ  إِلَي التُفَاحَةِ. ثُمَّ عَادَ مَدَّ يَدَهُ بِا التُفَّاهَةِ  مَرَةً ثَانِيَةً. وَ عَمِلَ طما عَمِلَ أَوَّلَ مَرَّةً. فَغَضَبَ الفِيْلُ. وَ لَكِنَّهُ صَبَرَ عَلَي الصَبِي حَتَّي سَهَا عَنهُ. وَ مَدَّ خُرْطُوْمَهُ وِ خَطِفِ طَرْبُوْسَهُ. فَزَعَقَ الوَلَدُ وَبَكَى. فَمَدَّ خُرْطُوْمَهَ وَ خَطَفَ طَرْ بُوْ شَهُ. وَ لَمَّا هَمَّ الوَلَدُ أَنْ يِأْخُذَهُ. قَبَضَ خُرطُومَهُ وَ عَمِلَ كَمَا عَمَلَ هُوَ مَعَ الفِيْلُ. فَضَحَكَ النَاسُ كثيرا منه. م بكى الولد على ضياع طربوشه. و علم أن الذي يفعل الشر يلقر الشرّ.



ANAK KECIL DAN SEEKOR GAJAH.

Ada seorang anak kecil yang melihat seekor gajah di kebun binatang. Kemudian anak kecil tersebut menjulurkan tangannya kepada gajah tersebut dengan sebuah apel. Dan kemudian gajah tersebut ingin mengambilnya. Kemudian di mengambil tangannya sampai tidak bisa terjangau oleh gajah apel tersebut.  Kemudian ia menjulukan tangannya kembali untuk kedua kalinya. Dan dia melakukannya kembali seperti apa yang dilakukannya ketika pertama kali. Maka marahlah gajah tersebut. Tetapi ia sabar terhadap anak kecil tersebut dan melupakannya. Kemudian ia menjulurkan belalainya dan mengambil dnegan cepat topi anak tersebut. Maka berteriaklah anak tersbut dan menangis. Kemudian gajah tersebut menjulurkan belalainya kepada anak tersebut dan inginlah anak tersebut untuk mengambilnya. Dan ia menarik lagi belalainya dan  melalkukannya lagi kepadanya sebagaimana yang anak kecil tersebut lakukan kepada gajah. Maka tertawalah orang beramairamai  terhadapnya. Dan menangislah anak tersebut terhadap hialangnya topinya. Dan ia mengetahui barang siapa yang melakukan kejahatan maka ia kaan bertemu dengan kejaatan tersebut.