Sunday, 31 July 2016

KELUARGA NABI (ABDU MANAF)

penanganana air minum dan makanan sepeninggalnya hasyim ada di tangan saudaranya, al-muthalib bin abdu manaf, seorang lelaki yang terpandang dn di patuhi yang terhormat di tengah kaumnya dan dijuluki orang-orang Quraisy Alfayyad (sang dermawan), karena dia memang seorang yang dermawan, tatkala al-muthalib mendengar bahwa assyaiba (abdul Muthalib) menjadi oseorang pemuda atau yang lebih tua lagi maka ia mencarinya. setelah keduanya dipertemukan maka al-muthalib meneteskan air mata karena haru, lalu ia pun memeluknya dan sia bermaksud membawanya. namun abdul Muthalib menolak ajakan tersebut kecuali jika ibunya mengizinkan. maka al-muthalibpun memohon kepada ibu abdul Muthalib. namun permohonan itu juga di tolak.

"sesunggunya ia akan pergi di tengah kerajaan bapaknya dan tanah suci Allah," kata al-Muthalib mengajak.

akhirnya ibunya mengizinkan. maka abdul Muthalib di bawa ke makkah dengan di boncengkan di atas untanya. sesampai di makkah, orang-orang berkata, " inilah dia Abdul Muthalib."

abdul muthalib menetap di rumah al-muthalib hingga menjadi besar. kemudian al-muthalib meninggal dunia di yaman. maka abdul muthalib menggantikan kedudukannya. dia hidup ditengah kaumnya dan memimpin mereka seperti yang dialakukan bapak-bapaknya terdahulu. dia mendapat kehormatan yang tingggi di tengah kaumnya, yang tidak pernah di proleh bapak-bapaknya terdahulu.

namun Naufal ( adik bapak Abdul Muthalib atau pamannya sendiri) merebut sebagia wilayah kekuasaannya, yang membuat abdul-Muthalib marah. maka ia meminta dukungan kepada beberapa pimpinan Quraisy untuk mengahadapi pamannya. namun mereka berkata."kami tidak ingin mencampuri urusan kamu dengan pamanmu". maka aia menulis surat yang ditujukan kepada paman-pamannya dari pihak ibunya, bani An-Najjar, berisi beberapa bait syair yang initinya meminta pertolongan kepada mereka, salah seorang pamannyal, abu Sa'd bin Ady membawa delapan puluh pasukan berkuda, lalu singgah di pinggiran makkah. abdul Muthalib menemui pamnnya disana ia berkata, " mari singgah ke rumah wahai paman".

"tidak demi Allah, kecuali setelah aku bertemu Naufal," kata pamannya.

lalu sa'd mencari Naufal, yang saat itu sedang susuk di hijr bersama beberapa pemuka Quraisy. abu Sa'd lansung menghunus pedangnya dan berkata : demi [enguasa Kakbah, jika engkau tidak mengembalikan wilayah kekuasaan anak saudariku, maka aku akan menebas pedang ini ke batang lehermu".

aku sudah mengembalikannya" kata naufal.

pengembalian ini dipersaksikan para pemuka Quraisy, baru setelah iru Sa'd meu singgah ke rumah Abdul-Muthalib dan menetap di sanan selama tiga hari. stelah itu dia melaksanakan umrah lalu pulang ke madinah.

melihat perkembangan ini naufal mengadakan perjanjian persahabatan dengan bani Abdi Syams bin Abdi Manaf untuk mengahadapi Bani Hasyim. Bani Khuza'ah yang melihat bani Annajar terhadap Abdul muthalib maka mereka berkata " kami juga melahirkannya sebagai mana kalian telah melahirkannya. oleh karenaitu kami juga berhak mendukungnya. " hal ini bisa dimaklumi, karena ibu abdi manaf berasal dari keturunan mereka. maka mereka memasuki Darun Nadwah dan mengikat perjanjian persahabatan dengan bani Hasyim unutk menghadapi bani Abdi Syams yang sudah bersekutu dengan Naufal. perjanjian sahabat inilah yang menjadi sebab penaklukan makkah.

diantara pristiwa penting yang terjadi di Baitul haram semasa abdul Muthalb adalah penggalian sumur zam-zam dan peristiwa pasukan gajah.

cerita ringkas dari peristiwa pertama, pada awal mulannya dia bermimpi disuruh menggali lagi sumur zam-zam dan mencari tempatnya. maka dia pun melaksanakan perintah dalam mimpinya. ternyata didalamnya dia mendapatkan benda berharga yang dulu dipendam oleh orang-orang jurhum tatkala mereka sedang  berkuasa. benda-benda itu berupa beberapa pedang, baju perang, dan pangkal pelana, yang semuanya terbuat dari emas. kemudian dia menjadikan pedang-pedang itu sebagai pintu kakbah dan memasang dua pangkal pelana di pintunya. abdul muthalib tetap menangani urusan air zam-zam bagi orang yang menunaikan haji.

tatkala sumur zamzamitu ditemukan kembali oleh abdul Muthalib, maka orang-orang quraisy ingin ikut campur tangan menanganinya. mereka berkata, "kami ingin bersekutu"

"tidak bisa. ini adalah urusan yang khusus berada di tanganku," kata Abdul Muthalib dia tidak mau menyerahkan begitu saja masalah ini kepada mereka kecuali setelah menyerahkan keputusan kepada seorang dukun wanita dari Sa'd. mereka tidak akan pulang kecuali setelah Allah menunjukkan jalanbahwa Abdul Muthalib yang memang berhak menangani Zamzam. pada saat itu pula abdul Muthalib bernadzar jika Allah memberikan sepuluh anak, maka dia akan mengorbankan (menyemblih salah satu di antara mereka di hadapan kakbah.

ringkasan kisah yang kedua, bahwa Abrahah Ash-Shabbah Al-Habsy, gubenur yang bekuasa di yaman dari Najasy, membangun sebuah gereja yang sangat besar di Shan'a, karena dia melihat bangsa arab yang melaksanaakn haji di kakbah. dengan adanya gereja yang sangat besar itu dia menginginkan untuk mengalihkan pusat kegiatan haji ke sana. seorang dari bani Kinanah mendengar niat abraham ini. maka selagi tengah malam dan dengan cara mengendap-endap, dia masuk kedalam gereja dan melumuri kotoran ke pusat kiblatnya. tentu saja abraham sangat marah setelah mengetahui hal ini. dengan membawa seglar pasukan yang jumlahnya mencapai enam puluh ribu prajurit, dia menuju kakbah untuk menghancurkannya. untuk kendaraanya dia memilih seekor gajah yang paling besar, di samping sembilan atau tiga belas ekor gahaj yang lain di tengah pasukannya. sesampai di dekat makkah, Abraham mempersiapkan pasukannya dan sesampai di dekat makkah, Abraham mempersiapkan pasukannya dan gajahnya, siap untuk menginvansi Makkah. setibanya di Wadi Mahsar, yaitu antara muzdalifah dan mina, tiba-tiba gajahnya menderum dan tak mau bangkit lagi menuju kakbah. setiap kali mereka mengalihkannya ke arah selatan, utara, timur, atau barat yang berlawanan dengan arah kakbah, gajah itu mau berdiri dan hendak lari. namun jika diarahkan ke arah kakabh lagi dia menderum. tatkala keadaan mereka seperti itulah maka Allah menirimkan burung-burung ababil di atas mereka, lalumenjatuhkan batu-batu dari tanah yang panas, sehingga mereka tak ubahnya daun-daun kering yang di makan ulat. burung-burung itu menyerupai Khathathif dan Balsan. setiap burung membawa tiga biji batu yang dipatuknya, setiap burng membawa tiga biji batu yang di patuknya , dan dua batu di kakinya, yang besarnya sebesar biji kacang. batu-batu tersebut tidak menimpa salah seorang dari mereka, melainkan sendi-sendi tulanggnya terlepas dan tak lama kemudian meekapun mati. tidak semuanya terkena batu-batu itu. dan akhirnya mereka berserabutan lari, sebagian menabrak sebagian yang lain hingga banyak yang jatuh terinjak-injak dan mereka mati berserakan. tentang abraham sendiri aALlah mengirim pengakit kepadanya, sehingga sendi-sendinya terlepas sendiri-sendiri. setibanya di sana'a dia tak uabnya anak burung, dadanya terbelah hingga menampakkna jantungnya.

sementara saat itu orang Quraisy berpnecar-pencar menjadi beberapa kelompon dan mengungsi ke atas gunung, karena takut atas invansi pasukan Abrahah. setelah pasukan abraham mengalami kejadian seperti itu. mereka kembali ke rumah dalam keadaan selamat dan aman.

pristiwa itu terjadi pada bulan Muharram, limapuluh atau lima puluh lima hari sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW, atau tepatnya pada akhir bulan Februari atau awal bulan maret 571 M. pristiwa ini merupakan Prolog yang dibukakan Allah unutk Nabi dan Baiatnya. sebab selagi pandangan kita mengarah pada baitul Maqdis, maka kita melihat musuh-musuh Allah yang menguasaai kiblat ini, selagi rakyatnya orang-orang muslim seperti peristiwa Bukthanasharpada tahun 587 SM. dan orang-orang Romawi pada tahun 70M. tetapi kakbah tidak pernah dikuasaai oleh orang-orang Nasrani (saat itu mereka disebut orang-orang muslim), sekalipun penduduknya orang-orang Musyrik.

kabar tentang peristiwa ini cepat menjalar ke wilayah-wilayah yang sudah maju pada zaman itu. habasyah saat itu mempunyai hubungan yang kuat dengan bangsa Romawi. sementara bangsa Persi segera pergi ke Yaman seteleh pristiwa itu. dua pemerintahan ini merupakan dua peradaban maju dan beradad di dunia saat itu. maka peristiwa tersebut mengalihkan pandangan duia dan sekaligus menunjukkan kemulian Baitullah, yang telah di pilih Allah untuk peristiwa pesucian. jadi karena itu jika ada di antara masyarakat yang bangkit menyatakan nubuwan, maka itu merupakan penafsiran yang di tuntut dari peristiwa ini, dan sekaligus merupakan penafsiran dari hilamh yang tersembunyi mengaa ada pertolongan dari Allah, orang-orang Musyrik yang berhadapan dengan orang-orang yang memiliki iman, yang semuanya berjalan tanpa bisa di jangkau dalam kausalitas.

abdul muthalib memiliki sepuluh anak laki-laki : al-harits, azzubair, abu thalib, abdullah, hamzah, abu lahb, alghaidaq, al muqawwin, shaffar, al-abbas. ada pula berpendapat, anaknya ada sbelas yang ditambah dengan Qatsam. ada pula yang berpendapat anaknya 13. mereka berpendapat seperti ini menambahkan Abdul kabah, hajla. ada yang berpendapat, absul kakbah adalah al-qawwim dan hajla adalah al-gahidaq. sementara itu tak seorang diantara anak-anaknya yang bernama qatsam. sedangkan anak putrinyaada 6 : ummul hakim atau al-baidha, barrah, atikah, shaffiyah arwa dan umaimah.


0 comments:

Post a Comment