Friday 29 July 2016

MANIFESTO ISLAM MODERAT

"the true islam is the islam of moderation. " inilah manifesto islam yang disiarka oleh profesor khaled Abou El Fadl, melalui karya terbarunya, the great theft: wresting islam from the extrimists, (2005). manifesto islam itu dideklarasikan di bawah rubrik " islam moderat". tentu saja. kita sudah sering mendengarkan istilah " islam moderat" atau "musilim moderat"; meskipun tak begitu jelas indentitasnya. profesor islam di universitas california, Los angeles itu, ingin mempertegaskan kembali identitas islam moderat secar lebih sistemaris dan akademis. mengapa proyek ini penting dan mendesak dilakukan?

 dibarat maupun di timur, islam terlampau didindetifikasikan dengan makna peyotif dan negatif. islam dituduh sebagai agama yang mengajarkan intoleransi, kekerasan, dan terorisme. karena itu, label " islam ekstrimis" di pakai di mana-mana, baik di lingkungan akademis maupun di panggung publik secara luas, terutama di Amerika dan eropa. pelakunya pun disebut " muslim ekstrimis". inilah yang oleh prof khaled disebut " the great theft;" pencurian besar, dan mungkin terbesar, terhadap agama islam. ia ingin merebut islam dari pencurian Muslim ekstrimis. islam ekstrimis bukanlah jenis islam yang diajarkan kanjeng Nabi Muhammad. pendek kata, islam ektrimis, berserta ganknya seperti islam fundamentalis", " islam radikal" dan " islam militan, " adalah jenis islam yang keliru. dan diluar pakem yang diajarkan nabi kita, Muhammad s.a.w.

" islam yang benar'" kata khaled yang hafal al-Quran sejak usia kecil, adalah " islam moderat" yang mengajarkan toleransi , keadaban, perdamaian, dan rahmat semesta alam. namun, islam modret tidak sendirinya identik dengan " islam modernis" reformis", islam prograsif, " dan isalm liberal." semua varian islam yang disebut-sebut belangan itu terlampau elitis, diadpsi oleh sekelompok kecil elite intelektual, dan kurang merfleksikan kecendrungan umum umat islam yang modrat. kata khaled. " ..... a minority of muslims are reformers or progrssives, but in terms of islamic theology and law, yhe majority of muslims are moderates ( .... minoritas muslims adalah reformis atau progresif, tapi dari segi teologi islam dan hukum mayoritas muslims adalah moderat)" khaled, 2005: 18) lantas, apa krakteristik utama yang menreflesikan identitas islam dan muslim moderat?

secar ringkas, profesor khaled, pertama-tama, merujuk pada al-Quran yang mengajarkan umat islam untuk menjadi umat yang moderat; umat tengah yang tidak terjebak pada kutub ekstrim manapun. umatan wasathan secara jelas metujuk pada identitas muslim moderat yang berada di tengah, tidak ekstrim ke kutub manapun dan berpihak pada keadilan, keseimbangan, dan kebenaran rasulullah pu, kata proffesor khaled, jika dihadapkan anatara dua pilihan yang ekstrim, juga memilih sikap moderat dan jalan tengah. " khairul umur ausatha,' adalah sabda populer nabi yang mencerminkan sebaik-baik urusan adalah berada pada jalan tengah dan moderasi. inilah aspek normatif islam moderat dan ajakan moral utuk menjadi muslim moderat.

setelah mendefinisikan secara ringkas, jelas, dan tegas apa itu islam yang moderat, professor khaled menarik benag merah yang harus disepakati oleh muslim. katanya, semua muslim, mulai dari ekstrimis, moderat, hingga muslim liberal sekali pun, harus sepakat dan beriman pada lima pilar keimanan dalam islam : ikrar atas syahadat, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, beribadah puasa, dan berhaji bagi yang mampu. kelima pilar ini adalah kesepakatan yang tidak bisa ditawar-tawar, karena menjadi fondasu dasar keislaman setiap muslim.

lantas, dalam masalah apa saja muslim berbeda pendapat? dalam konteks inilah kepiawaian intelektual professor Khaled benar-benar teruji dan punya daya pikat tersendiri. ia pandai membingkai apa-apa yang " dusepakati" dan diperdebatkan" dalam islam scara katagoris dan sistematis. soal apa-apa yang disepakati semua muslim sudak diletakkan dalam rangka lima pilar islam di atas. namin, soal-soal yang dapat diperdebatkan dan menjadi pusat "pembeda identitas" antara muslim moderat denganlainnya dapat dilihat pada respons mereka atas - untuk menyebut salah satu contohnya- hak asasi manusia dan demokrasi.

kalangan " muslim ekstrimis" sudah terlampau ssering respons secara skeptikal terhadpa isu hak asasi manusi dan demokrasi sebagai murni produk barat karena itu, tak sesuai nulai-nilai islam. namun, kaum muslim moderat merespons secara positif dan kontruktif atas isu hak asasi manusia dan semokrasi; yang justru berakar kuat dalam al-quran dan tradisi islam. emnjamin ungkapan asli professor Khaled, " the moderates belief in democracy and human right begins with the premise that oppresion is a great against god and human beings. the al-quran describes oppressors as corruptors of the earth and also describes opperassion as an offense against god" ( khaled, 2005;183)

intinya, sikap positif dan afirmatif kaum moderat terhadap hak asasi manusia dan demokrasi justru didasari pada suatu premis utama bahwa tindakan opresif adalah pelanggaran moral terhadapa tuhan dan mausia. Al-quran sendiri justru menilai pelaku tindakan opresif sebgai koruptor, dan karena itu melawan prinsip moral-kebijakan tuhan. khalifah umar bertugas menegakkan keadilan, keadilan sendiri, dengan sendirinya, mengadaikan aspek keseimbangan dan moderat islam.

pendek kata, islam jika ditafsirkan secaara moderat, benar-benar menyediakan kekayaan refereansi yang luar biasa untuk merespons secara kontrukstif isu-isu hak asasi manusia demokrasi, keadilan, dan kebebasan, toleransi, pliralisme, kesetaraan jender, dan hubungan antar umat beragama semua itu, tentunya berpulang pada kita semua.

0 comments:

Post a Comment