Sunday 31 July 2016

KISAH TENTARA GAJAH ABRAHAH

Abrahah Ash-Shabbah Al-Habsy, gubenur yang bekuasa di yaman dari Najasy, membangun sebuah gereja yang sangat besar di Shan'a, karena dia melihat bangsa arab yang melaksanaakn haji di kakbah. dengan adanya gereja yang sangat besar itu dia menginginkan untuk mengalihkan pusat kegiatan haji ke sana. seorang dari bani Kinanah mendengar niat abraham ini. maka selagi tengah malam dan dengan cara mengendap-endap, dia masuk kedalam gereja dan melumuri kotoran ke pusat kiblatnya. tentu saja abraham sangat marah setelah mengetahui hal ini. dengan membawa seglar pasukan yang jumlahnya mencapai enam puluh ribu prajurit, dia menuju kakbah untuk menghancurkannya. untuk kendaraanya dia memilih seekor gajah yang paling besar, di samping sembilan atau tiga belas ekor gahaj yang lain di tengah pasukannya. sesampai di dekat makkah, Abraham mempersiapkan pasukannya dan sesampai di dekat makkah, Abraham mempersiapkan pasukannya dan gajahnya, siap untuk menginvansi Makkah. setibanya di Wadi Mahsar, yaitu antara muzdalifah dan mina, tiba-tiba gajahnya menderum dan tak mau bangkit lagi menuju kakbah. setiap kali mereka mengalihkannya ke arah selatan, utara, timur, atau barat yang berlawanan dengan arah kakbah, gajah itu mau berdiri dan hendak lari. namun jika diarahkan ke arah kakabh lagi dia menderum. tatkala keadaan mereka seperti itulah maka Allah menirimkan burung-burung ababil di atas mereka, lalumenjatuhkan batu-batu dari tanah yang panas, sehingga mereka tak ubahnya daun-daun kering yang di makan ulat. burung-burung itu menyerupai Khathathif dan Balsan. setiap burung membawa tiga biji batu yang dipatuknya, setiap burng membawa tiga biji batu yang di patuknya , dan dua batu di kakinya, yang besarnya sebesar biji kacang. batu-batu tersebut tidak menimpa salah seorang dari mereka, melainkan sendi-sendi tulanggnya terlepas dan tak lama kemudian meekapun mati. tidak semuanya terkena batu-batu itu. dan akhirnya mereka berserabutan lari, sebagian menabrak sebagian yang lain hingga banyak yang jatuh terinjak-injak dan mereka mati berserakan. tentang abraham sendiri aALlah mengirim pengakit kepadanya, sehingga sendi-sendinya terlepas sendiri-sendiri. setibanya di sana'a dia tak uabnya anak burung, dadanya terbelah hingga menampakkna jantungnya.

sementara saat itu orang Quraisy berpnecar-pencar menjadi beberapa kelompon dan mengungsi ke atas gunung, karena takut atas invansi pasukan Abrahah. setelah pasukan abraham mengalami kejadian seperti itu. mereka kembali ke rumah dalam keadaan selamat dan aman.

pristiwa itu terjadi pada bulan Muharram, limapuluh atau lima puluh lima hari sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW, atau tepatnya pada akhir bulan Februari atau awal bulan maret 571 M. pristiwa ini merupakan Prolog yang dibukakan Allah unutk Nabi dan Baiatnya. sebab selagi pandangan kita mengarah pada baitul Maqdis, maka kita melihat musuh-musuh Allah yang menguasaai kiblat ini, selagi rakyatnya orang-orang muslim seperti peristiwa Bukthanasharpada tahun 587 SM. dan orang-orang Romawi pada tahun 70M. tetapi kakbah tidak pernah dikuasaai oleh orang-orang Nasrani (saat itu mereka disebut orang-orang muslim), sekalipun penduduknya orang-orang Musyrik.

kabar tentang peristiwa ini cepat menjalar ke wilayah-wilayah yang sudah maju pada zaman itu. habasyah saat itu mempunyai hubungan yang kuat dengan bangsa Romawi. sementara bangsa Persi segera pergi ke Yaman seteleh pristiwa itu. dua pemerintahan ini merupakan dua peradaban maju dan beradad di dunia saat itu. maka peristiwa tersebut mengalihkan pandangan duia dan sekaligus menunjukkan kemulian Baitullah, yang telah di pilih Allah untuk peristiwa pesucian. jadi karena itu jika ada di antara masyarakat yang bangkit menyatakan nubuwan, maka itu merupakan penafsiran yang di tuntut dari peristiwa ini, dan sekaligus merupakan penafsiran dari hilamh yang tersembunyi mengaa ada pertolongan dari Allah, orang-orang Musyrik yang berhadapan dengan orang-orang yang memiliki iman, yang semuanya berjalan tanpa bisa di jangkau dalam kausalitas.

(Sumber. Sirah nabawiyah. Karangan shafuyyurahman al mubarakfury)

0 comments:

Post a Comment