Sunday 14 August 2016

KISAH NABI MUHAMMAD DI TENGAH-TENGAH BANI SA'D

tradisi yang berjalan di kalangan bangsa arab relatif sudah maju, mereka mencariwanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya, sebagai langkah untuk menjauhkan anak-anak tersebut dari penyakit yang biasa melanda di daerah yang maju., agar tumbuh bayi yang kuat, oto-otot ynag kekar dan agar keluar yang menyusuinya bisa melatih meresa untuk bisa berbahasa arab. maka abdul muthalib mencari para wanita yang bisa menyusui bagi beliau. dia meminta kepada seorang wanita dari bani sa'd bin bakr agar menyusui beliau, yakni halimajh bin abu dzuaib, dengan di dampingi suaminya, al-harits bin abdul uzza, yang berjiluk abu kjabsyah, dari kabilah yang sama.

saudar-saudara nabi muhammad SAW dari satu susuan di sana adalah abdillah bin harrits, anisah bin harits, hudzafah atau judzabah binti al-harits yang dijuluki lebih populer dari pada namanya sendiri yaitu asu syaima, wanita inilah yang menyusui beliau, abu syufyan bin harits dan absul muthalib anak paman beliau.

paman beliau, hamzah bin abdul muthalinb juga disusui dari bani sa'd bin bakr. suatu hari ibu susuan nabi muhammad SAW juga pernah menyusui hamzah selagi beliau berada dalam susuanya. jadi hamzah adalah saudara susuan Nabi Muhammad SAW dari kedua belah pihak, yaitu Tsuwaibah dan dari Halimah as-sa'diyah.

halimah bisa merasakan barakah yang dibawa beliau, sehingga bisa mengundang decak kagum. inilah penuturaannya, sebagaimana yang dikatakan ibnu Ishaq, bahwa halimah pernah berkisah, suatu kala ia pergi dengan suaminya dan anak-anaknya yang masih kecil dan disusuinya, bersama beberapa wanita dari bani sa'as. tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui. dia berkata, " itu terjadi pada masa musim penceklik. tak banyak dari kekayaan kami yang tersisa. aku pergi sambil naik keledai betina, bewarna putih miliki kami da seekor unta yang sudah tua dan tidak bisa diambil air susunya lagi walau setetespun. sepanjang malam kami tidak bisa tidur karena menina bobokkann bayoi kami yang terus-terus menangis karena kelapara. air susuku juga tidak bisa dihrapkan. sekalipun kami tetap mengharapkan uluran tangan dan jalan keluar. akupun pergi sambil menngga keledai milik kami dan hampir tidak pernah turun dari punggungnya, sehingga keledai itu makin lemah kondisinya. akhirnya kami tiba di makkah dan mencari bayi yang bisa kami susui. setiap wanita yang datang dari rombangan kami ketika di berikan Rasulullah SAW selalu menolaknya. setelah kami mengetahuinya anak yatim. tidak mengherankan, sebab kami memang mengharapkan imvbalan yang cukup dari bapak bayi yang akan kami susui.kamipun berkata ia adalah anak yaitim. tidak ada pilihan bagi ibu dan kakek beliau karena kami seperti itu. setiap wanita dari rombangan kami telah mendapatkan bayi susuannya kecuali kami. tatkala kami ingin kembali aku berkata kepada suaminku, " demi Allah, aku tidak ingin kembali bersama teman-temanku wanita tanpa membawa bayoi yang kususui. demi Allah, aku akan mendatangi anak yatim itu dan membawanya".

" emmang ada baiknya jika ngkau melakukan hal itu. semoga saja Allah datang mendatangkan barakah dari kita daipada anak bayi tersebut"

halimah melanjutkan penuturannya, " maka akupun menemui bayi itu dan aku siap membawanya. tatkala menggendongnya seakan-akan aku tidak repot karena mendapatkan bayi yang lain. aku segera kembali menghampiri keledai tunggangan ku, tatkala puting susuku akau sedorkan kepdany, bayi itu bisa meminumnya sepuasnya hingga kenyak. anak kandungku juga bisa menyedot air susuku hingga kenyang, setelah itu keduanya pun tidur dalam keadaan yang kenyang. suamiku menghampiri onta dan ternyata air susunya sudahpenuh. maka kami memerahnya, suamiku bisa meminbum air susu onta kami, begitu pula kau, hingga kami benar-benar kenyang. malam itu adalah malam yang terasa paling indah bagi kami.

"demi Allah, tahulah engkau wahai halimah, engkau telah mengmbil satu jiwa yang pebuh dengan barakah, " kata suamnya keesokan harinya.

"demi Allah aku mengharapkan yang demikian itu, " kataku.

halimahpun melanjutkan penuturannya, " kemudian kamipun sudah siap-siap dan aku menunggang keledaiku. semua bawaan kami juga kami naikkan bersamaku di atas punggungnya. demi Allah, setelah kami menempuh perjalanan yang sejian jauh, tentulah keledai-keledai mereka tidak akan mampu tidak mampu membawa beban seperti yang aku bebankandi atas punggung kelesaiku. sehingga rekan-rekanku berkata kepadaku, wahai putri abu Dzuaib, ce;laka engkau! tunggulah kami! bukankah ini keledaimu yang kamu perbah baawa bersama kami dulu?"

"demi Allah begitulah. ini adalah keledaiku yang dulu, " kataku.

"demi Allah kini keledaimu bertambah perkasa, : kata mereka.

kamipun tiba dijalan setapak di daerah bani sa'd. kami tidak pernah melihat tanah kami yang terlihat lebih subur dari pada saat itu. domba-domba kami datang menyonsong kami dalkam keadaan kenya dan air susunya juga penuh berisi, sehingga kami bisa memerahnya dan meminum air susunya. sementara setiap orangf yang memerah air susunya tidak mengeluarkan air susunya wlaupun hanya setetes dan kelejer susu mereka pun kempes. sehingga mereka berkata garang kepada pengembalanya, "celakalah kalian ! lepaskanlah hewan gembala kalian seperti yang dilakukan gembalanya putri abu Dzu'aib." namun domba-domba mereka pulang dengan keadaan lapar dan tak setetespun mengeluarkan air susu. sementara domba-dombaku pulang dengan keadaan kenyang dan kelenjer susu yang penuh, kami mendapatkan barakah dari Allah selama kami dua tahun menyusui anak susuan kami. lalu kami menyapihnya dan di tumbuh dengan baik, seperti bayi-bayi yang lain. bahkan sebelum usia dua tahunpun dia sudah tumbuh pesat.

kemudian kami membawa kepada ibunya, meskipun kami berharap anak-anak tersebebut berada tetap bersama kami , karena kami meraskan barakahnya. maka kami menyampaikan niat ini kepada ibunya. aku berkata kepadanya " andai saja kalian sudi membiarkan anak ini tetap bersama kami hingga menjadi besar, sebab kami kawatir dia terkena penyakit yang biasa menjalar di Makkah. " kami terus merayu ibunya agar dia berkenan mengembalikan anak itu tinggal bersama kami.

begitu rasulullah tinggal di tengah bani Sa'd hingga tatkala umurnya empat atau lima tahun, terjadi pristiwa pembelahan dada beliau.

muslim meriwayatkan dari anas, bahwa rasulullah SAW didatangi jibril, yang saat iu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya, jibril memegang beliau dan menelentangkannya, lalu membelah dada beliau dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, " inilah adalah bagian syetan yang ada pada dirimu," lalu jibril memcucinya dalam sebuah baskom dari meas, dengan menggunakan air zam-zam, kemudian menatanya dan meletakkannya kembali ke tempatnya semula. anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susuannya dan berkjata./ " Muhammad telah dibunuh.!' mereka pun datang menghampiri beliau yang wajah beliau semakin berseri-seri.

0 comments:

Post a Comment